Buah manggis mengandung xanthone sebagai antioksidan yang kuat, sangat dibutuhkan dalam tubuh sebagai penyeimbang prooxidant (reducing radicals, oxidizing radicals, carboncentered, sinar UV, metal, dll) yang ada di lingkungan manusia. Selanjutnya beberapa peneliti di luar negeri menjelaskan bahwa kulit buah manggis yang sudah matang mengandung polyhydroxy-xanthone yang merupakan derivat dari mangostin dan ß mangostin.
Xanthone mempunyai kemampuan sebagai antioksoidan, antibakteri, antitumor dan antikanker. Sebuah penelitian di Singapura menunjukkan bahwa sifat antioksidan pada buah manggis jauh lebih efektif bila dibandingkan dengan antioksidan pada buah rambutan dan durian.
Khasiat Xanthone dari Kulit buah manggis Xanthone merupakan substansi kimia alami yang tergolong senyawa polyphenolic. Senyawa xanthone dan derivatnya dapat diisolasi dari kulit buah manggis (pericarp) dan mengandung 3-isomangostein, alpha-mangostin, beta- mangostin, gamma-mangostin, garcinone A, garcinone B, C, dan D, maclurin, mangostenol, catechin, potassium, calsium, posphor, besi, vitamin B1, B2, B6, dan vitamin C.
Search Enguine
Kamis, 04 Februari 2010
Manfaat Tanaman Manggis
Manggis merupakan tanaman budidaya di daerah tropis. Tumbuhan ini tumbuh subur pada kondisi dengan banyak mendapat sinar matahari, kelembaban tinggi, dan musim kering yang pendek (untuk menstimulasi perbungaan). Pada kondisi kering, diperlukan irigasi untuk menjaga kelembapan tanah. Tumbuhan ini ditanam hingga ketinggian 1000 m dpl (20-40°C) di daerah tropis, namun pertumbuhan maksimal berlangsung di daerah dataran rendah.
Manfaat tanaman manggis adalah sebagai berikut :
Manfaat tanaman manggis adalah sebagai berikut :
- Sebagai obat anti kanker (Suksamrarn et.al., 2006).
- Supplement untuk diet.
- Bahan pewarna.
- Rebusan kulit buah manggis mempunyai efek antidiare.
- Buah manggis muda memiliki efek speriniostatik dan spermisida.
- Dari hasil suatu penelitian dilaporkan bahwa Mangostin (1,3,6-trihidroksi-7-metoksi-2,8-bis(3metil-2-butenil)-9H-xanten-9-on) hasil isolasi dari kulit buah mempunyai aktivitas antiinflamasi dan antioksidan.
- Dari hasil studi farmakologi dan biokimia dapat diketahui bahwa mangostin secara kompetitif menghambat tidak hanya reseptor histamin H, mediator kontraksi otot lunak tetapi juga epiramin yang membangun tempat reseptor H1, pada sel otot lunak secara utuh. Mangostin merupakan tipe baru dari histamin.
- Pemberian ekstrak daun muda terhadap mencit bunting dengan dosis 500, 1000, 1500 mg/kg BB, menunjukkan efek pada fetus berupa penurunan berat badan, terjadinya perdarahan pada fetus, dan adanya perubahan jaringan hati fetus seperti nekrosis pada sel hepar, tetapi tidak terjadi kelainan perkembangan dan aborsi. Ekstrak daun manggis dengan berbagai dosis dapat mengurangi jumlah sel spermatid, terjadi penambahan jumlah spermatozoa abnormal, dan lambatnya gerak maju spermatozoa mencit.
- Di masyarakat, buah digunakan untuk mengobati diare, radang amandel, keputihan, disentri, wasir, borok; di samping itu digunakan sebagai peluruh dahak, dan juga untuk sakit gigi. Kulit buah digunakan untuk mengobati sariawan, disentri, nyeri urat, sembelit. Kulit batang digunakan untuk mengatasi nyeri perut. Akar untuk mengatasi haid yang tidak teratur (Tanaman Obat Indonesia, 2005).
- Batang pohon manggis dipakai sebagai bahan bangunan, kayu bakar/ kerajinan.
- Kulit buah manggis yang kaya Tanin, seringkali diambil ekstraknya dan dapat digunakan sebagai obat untuk mengatasi masalah pencernaan, dan dalam bentuk salep.
- Kulit manggis juga berkhasiat untuk membuang asam ureat di dalam tubuh yang berguna bagi penderita reumatik/gout.
- Pohon manggis yang memiliki perakaran kuat juga baik ditanam untuk pemulihan kembali areal kritis.
Kandungan pada Buah Manggis
Kulit buah manggis merupakan bagian buah manggis yang membungkus daging buah. Rasio bagian buah yang dikonsumsi dengan bagian buah yang dibuang, lebih tinggi bagian buah yang dibuang, dalam hal ini kulit buahnya yang mencapai 2/3 bagian buah atau 66,6%. Oleh
sebab itu diperlukan upaya untuk memanfaatkannya. Kendala dalam pemanfaatan kulit buah manggis adalah rasanya pahit. Rasa pahit pada kulit buah manggis tersebut ada kaitannya dengan kandungan tannin yang terdapat di dalam jaringan kulit buah manggis. Senyawa tannin
merupakan asam tannat, secara teoritis suatu senyawa yang bersifat asam dapat dinetralkan dengan larutan basa, yang akan membentuk garam tannat dan air.
Sifat larutan kapur tohor yang basa kuat diharapkan dapat mengikat asam tannat yang terkandung didalam kulit buah manggis. Dengan demikian rasa pahit yang terkandung dalam kulit buah manggis dapat dinetralisir. Kulit manggis menghasilkan warna merah keunguan, dan amat sulit dibersihkan. Karena mengandung tanin, resin, dan crystallizable mangostine (C20H22O5), yang mudah larut dalam alkohol atau ether, tidak larut dalam air. Kulit buah manggis mengandung xanthone sebagai antioksidan yang kuat, sangat dibutuhkan dalam tubuh sebagai penyeimbang prooxidant (reducing radicals, oxidizing radicals, carboncentered, sinar UV, metal, dll) yang ada di lingkungan manusia.
Manggis selain terkenal karena rasanya, ternyata mengandung banyak sekali nutrisi. Buah ini banyak mengandung serat dan karbohidrat, serta mengandung banyak sekali vitamin A, B2, B6 dan vitamin C dan berbagai mineral seperti zat besi, kalsium dan kalium. Kandungan stilbenes pada buah manggis juga sangat bermanfaat sebagai antifungi. Sebuah studi di Singapura menunjukkan bahwa sifat antioksidan pada buah manggis jauh lebih efektif dibandingkan dengan durian dan rambutan.
sebab itu diperlukan upaya untuk memanfaatkannya. Kendala dalam pemanfaatan kulit buah manggis adalah rasanya pahit. Rasa pahit pada kulit buah manggis tersebut ada kaitannya dengan kandungan tannin yang terdapat di dalam jaringan kulit buah manggis. Senyawa tannin
merupakan asam tannat, secara teoritis suatu senyawa yang bersifat asam dapat dinetralkan dengan larutan basa, yang akan membentuk garam tannat dan air.
Sifat larutan kapur tohor yang basa kuat diharapkan dapat mengikat asam tannat yang terkandung didalam kulit buah manggis. Dengan demikian rasa pahit yang terkandung dalam kulit buah manggis dapat dinetralisir. Kulit manggis menghasilkan warna merah keunguan, dan amat sulit dibersihkan. Karena mengandung tanin, resin, dan crystallizable mangostine (C20H22O5), yang mudah larut dalam alkohol atau ether, tidak larut dalam air. Kulit buah manggis mengandung xanthone sebagai antioksidan yang kuat, sangat dibutuhkan dalam tubuh sebagai penyeimbang prooxidant (reducing radicals, oxidizing radicals, carboncentered, sinar UV, metal, dll) yang ada di lingkungan manusia.
Manggis selain terkenal karena rasanya, ternyata mengandung banyak sekali nutrisi. Buah ini banyak mengandung serat dan karbohidrat, serta mengandung banyak sekali vitamin A, B2, B6 dan vitamin C dan berbagai mineral seperti zat besi, kalsium dan kalium. Kandungan stilbenes pada buah manggis juga sangat bermanfaat sebagai antifungi. Sebuah studi di Singapura menunjukkan bahwa sifat antioksidan pada buah manggis jauh lebih efektif dibandingkan dengan durian dan rambutan.
Syarat-syarat Penanaman Tanaman manggis
Syarat-syarat tumbuhnya, tinggi tempat mulai dari dataran rendah sampai dengan ketinggian 800 m dpl. Curah hujan 1500 - 2500 mm/thn, dengan periode basah 6 bln. Tanah tanaman manggis sangat baik pertumbuhannya pada tanah yang kaya akan bahan organik, serta tanah yang aerasinya cukup baik, jenis tanah agak berat sampai tanah ringan.
Bibit berasal dari perbanyakan vegetatif dengan cara sambungan. Bibit yang akan ditanam harus berlabel yang dikeluarkan oleh BPSBTPH. Persiapan tanam pengolahan lahan usahakan lahan tidak terbuka luas terhadap sinar matahari, oleh karena itu tidak perlu membabat seluruh pohon yang ada kecuali yang mengganggu tanaman manggis berkembang. Jarak tanam manggis 8 X 10 m atau 10 X 10 m. Lobang dibuat dengan ukuran Panjang : 50 cm, Lebar : 50 cm, Dalam : 50 cm.
Lobang dibiarkan terbuka selama 1-2 minggu, kemudian lobang ditutup dengan campuran tanah galian bagian atas dengan bahan organik. Jumlah pupuk organik yang diberikan tergantung pada kesuburan tanah. Saat tanam yang baik adalah awal musim hujan. Penanaman hanya sampai leher akar. Pembuatan naungan.oleh karena tanaman manggis tidak tahan terhadap sinar matahari langsung untuk itu perlu dibuat naungan lama tanaman manggis diberi naungan adalah samapi berumur ± 2 tahun ukuran naungan adalah sbb: panjang 60 cm, lebar 40 cm, tinggi 75 cm, tonggak dari kayu / bambu, atap dari daun alang-alang atau daun kelapa dan lain-lain sedangkan dinding kosong.
Untuk pertumbuhan vegeratif yang baik, satu bulan setelah tanam diberi 100-200 gram urea/pohon. Pemberian diulang setiap enam bulan sekali dan ditambah dengan pupuk kandang 20-30 kg/pohon. Apabila tanaman manggis sudah berbuah diberi pupuk NPK sebanyak 0,5 kg/pohon dan diulang setiap enam bulan sekali. Penyiangan pada tanaman manggis hanya dilakukan terhadap tumbuhan yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman saja. Hal ini disebabkan tanaman manggis tidak tahan terhadap sinar matahari langsung.
Bibit berasal dari perbanyakan vegetatif dengan cara sambungan. Bibit yang akan ditanam harus berlabel yang dikeluarkan oleh BPSBTPH. Persiapan tanam pengolahan lahan usahakan lahan tidak terbuka luas terhadap sinar matahari, oleh karena itu tidak perlu membabat seluruh pohon yang ada kecuali yang mengganggu tanaman manggis berkembang. Jarak tanam manggis 8 X 10 m atau 10 X 10 m. Lobang dibuat dengan ukuran Panjang : 50 cm, Lebar : 50 cm, Dalam : 50 cm.
Lobang dibiarkan terbuka selama 1-2 minggu, kemudian lobang ditutup dengan campuran tanah galian bagian atas dengan bahan organik. Jumlah pupuk organik yang diberikan tergantung pada kesuburan tanah. Saat tanam yang baik adalah awal musim hujan. Penanaman hanya sampai leher akar. Pembuatan naungan.oleh karena tanaman manggis tidak tahan terhadap sinar matahari langsung untuk itu perlu dibuat naungan lama tanaman manggis diberi naungan adalah samapi berumur ± 2 tahun ukuran naungan adalah sbb: panjang 60 cm, lebar 40 cm, tinggi 75 cm, tonggak dari kayu / bambu, atap dari daun alang-alang atau daun kelapa dan lain-lain sedangkan dinding kosong.
Untuk pertumbuhan vegeratif yang baik, satu bulan setelah tanam diberi 100-200 gram urea/pohon. Pemberian diulang setiap enam bulan sekali dan ditambah dengan pupuk kandang 20-30 kg/pohon. Apabila tanaman manggis sudah berbuah diberi pupuk NPK sebanyak 0,5 kg/pohon dan diulang setiap enam bulan sekali. Penyiangan pada tanaman manggis hanya dilakukan terhadap tumbuhan yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman saja. Hal ini disebabkan tanaman manggis tidak tahan terhadap sinar matahari langsung.
Pembibitan Tanaman Manggis
Manggis diperbanyak menggunakan biji. Biji-biji Manggis tidak bertahan lama. Namun bila dibiarkan tetap dalam buahnya, kualitas biji dapat bertahan hingga beberapa minggu. Biji-biji yang berasal dari pohon induk unggul dan biji-biji berukuran besar yang dipilih untuk ditanam. Hal yang perlu diperhatikan dalam memelihara dan merawat semai-semai Manggis adalah diperlukannya medium tanah yang berdrainase baik dengan kemampuan menjaga kelembaban medium tetap tinggi (campuran medium tanam dapat berupa serabut kelapa, serasah daun, sphagnum atau kulit batang pinus).
Habitat Tanaman Manggis
Manggis merupakan tanaman budidaya di daerah tropis. Tumbuhan ini tumbuh subur pada kondisi dengan banyak mendapat sinar matahari, kelembaban tinggi, dan musim kering yang pendek (untuk menstimulasi perbungaan). Pada kondisi kering, diperlukan irigasi untuk menjaga kelembapan tanah. Tumbuhan ini ditanam hingga ketinggian 1000 m dpl (20 -40°C) di daerah tropis, namun pertumbuhan maksimal berlangsung di daerah dataran rendah.
Persebaran Tanaman Manggis
Manggis hanya diketahui sebagai tanaman budidaya. Pembudidayaan tanaman ini telah lama hanya terbatas di kawasan Asia Tenggara saja, yaitu di Indonesia, New Guinea, Mindanao (Filipina), Semenanjung Malaysia, Thailand, Burma, Vietnam, hingga Kamboja. Pada duapuluh tahun belakangan ini, Manggis telah tersebar ke berbagai negara tropis lain seperti Sri Lanka, India Selatan, Amerika Tengah, Brazil dan Queensland.
Di Indonesia persebaran tanaman manggis peluang pengembangannya sangat besar, baik ditinjau dari potensi lahan, keragaman jenis, maupun dari aspek petani dan teknologi. Terdapat sekitar 100 jenis tanaman manggis yang tumbuh di Indonesia dari sekitar 400 jenis yang dijumpai di dunia. Wilayah pertumbuhan tanaman manggis di Indonesia sangat luas mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi. Hingga saat ini sekitar 25 kabupaten tercatat sebagai penghasil dan penyumbang buah manggis untuk ekspor dan pemenuhan kebutuhan dalam negeri, dan ada beberapa daerah telah mengembangkan manggis meskipun belum tercatat sebagai penghasil buah manggis. Hal ini menggambarkan bahwa potensi lahan dan areal masih sangat besar dan dapat dikembangkan sebagai wilayah atau pusat pengembangan
manggis di Indonesia.
Di samping daerah tersebut masih ada beberapa daerah penghasil manggis yang belum tercatat produksinya seperti: Kabupaten Mamasa Sulawesi Barat, Kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat, Kabupaten Paso dan Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah yang secara agroklimat sangat sesuai untuk pengembangan tanaman manggis.
Di Indonesia persebaran tanaman manggis peluang pengembangannya sangat besar, baik ditinjau dari potensi lahan, keragaman jenis, maupun dari aspek petani dan teknologi. Terdapat sekitar 100 jenis tanaman manggis yang tumbuh di Indonesia dari sekitar 400 jenis yang dijumpai di dunia. Wilayah pertumbuhan tanaman manggis di Indonesia sangat luas mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi. Hingga saat ini sekitar 25 kabupaten tercatat sebagai penghasil dan penyumbang buah manggis untuk ekspor dan pemenuhan kebutuhan dalam negeri, dan ada beberapa daerah telah mengembangkan manggis meskipun belum tercatat sebagai penghasil buah manggis. Hal ini menggambarkan bahwa potensi lahan dan areal masih sangat besar dan dapat dikembangkan sebagai wilayah atau pusat pengembangan
manggis di Indonesia.
Di samping daerah tersebut masih ada beberapa daerah penghasil manggis yang belum tercatat produksinya seperti: Kabupaten Mamasa Sulawesi Barat, Kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat, Kabupaten Paso dan Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah yang secara agroklimat sangat sesuai untuk pengembangan tanaman manggis.
Botani Tanaman Manggis
Manggis merupakan salah satu tanaman buah tropika yang pertumbuhannya paling lambat, tetapi umurnya juga paling panjang. Tanaman yang berasal dari biji umumnya membutuhkan 10 – 15 tahun untuk mulai berbuah. Tingginya mencapai 10 – 25 meter dengan ukuran kanopi sedang serta tajuk yang rindang berbentuk piramida. Diameter batang 25 – 35 cm dan kulit batang kayu biasanya berwarna cokelat gelap atau hampir hitam, kasar dan cenderung mengkelupas. Getah manggis berwarna kuning (getah kuning) atau resin ada pada semua jaringan utama tanaman.
Sistem perakaran pada manggis mudah patah, lambat tumbuh, dan mudah terganggu karena tidak dijumpai akar rambut pada akar utama maupun akar lateral. Bukti ini memberikan indikasi yang kuat bahwa awal mulanya akar memiliki sifat yang sama dengan akar dari benih yang ditumbuhkan di dalam kultur air, tetapi kurang dapat berfungsi jika ditumbuhkan dalam medium pot yang padat.
Letak daun berhadapan, merupakan daun sederhana dengan tangkai daun pendek yang berhubungan dengan tunas, panjang tangkai daun 1,5 – 2 cm dengan helaian daun berbentuk bulat telur, bulat panjang atau elip dengan panjang 15 – 25 cm x lebar 7 – 13 cm mengkilap, tebal dan kaku, ujung daun meruncing (acuminate) dan licin (glabrous).
Daun-daun dapat bertahan sampai beberapa tahun dengan daun-daun baru pada hampir semua cabang yang dihasilkan dari trubus-trubus baru yang terjadi satu atau dua kali setahun. Daun-daun baru berwarna agak merah muda yang dapat berubah menjadi hijau cerah, tetapi perubahan warna ini hanya terjadi dalam periode yang singkat dan segera menjadi hijau gelap setelah daun-daun menjadi dewasa.
Bunganya bersifat uniseksual dioecious (berumah dua), akan tetapi hanya bunga betina yang dapat dijumpai, sedangkan bunga jantan tidak berkembang sempurna (rudimenter}, yaitu tumbuh kecil kemudian mengering dan tidak dapat berfungsi. Bunga betina terdapat pada pucuk ranting muda dengan diameter 5 – 6 cm, pedikelnya pendek, tebal dan panjang 1,8 – 2 cm terletak pada dasar bunga.
Bunga memiliki empat sepal dan empat petal dengan tangkai bunga pendek dan tebal berwarna merah kekuning-kuningan. Bunganya tidak tahan lama membuka pada sore hari dan petalnya segera jatuh setelah itu.
Buah manggis dihasilkan secara partenogenesis (tanpa penyerbukan). Buah partenokarpi biasanya berbentuk bundar, berdaging lunak saat hampir masak, pipih pada bagian dasarnya dimana bagian bawahnya terdapat petal yang tebal dan rongga-rongga stigma, sisa rongga stigma ini tetap tinggal pada ujung buahnya. Buah berbentuk bulat atau agak pipih dan relatif kecil dengan diameter 3,5-8 cm. Berat buah bervariasi 75 – 150 g tergantung pada umur pohon dan daerah geografisnya. Kulit buah mengandung getah kuning yang terasa pahit.
Jika buah muda dilukai maka getah kuning akan menetes keluar. Kulit buah tebalnya 0,8–1 cm berwarna keungu-unguan biasanya mengandung cairan kekuning-kuningan yang rasanya pahit dan kulit buahnya mengandung tanin dan senyawa berbentuk kristal yang disebut mangostin. Pada buah yang matang struktur kulit yang keras merupakan pelindung yang sangat baik bagi daging buah yang lembut dan dapat dimakan serta memudahkan pengepakan dan pengangkutan.
Buah manggis mengandung 2–3 biji yang berkembang sempurna. Segmen-segmen umumnya berukuran tidak sama dan biasanya 1 –2 segmen besar yang mengandung biji. Daging buah yang mudah dipisahkan dari kulit buah terdiri dari sari buah, agak asam, rasanya enak dan sedikit beraroma. Biji-biji besar berbentuk pipih berwarna ungu gelap atau cokelat tertutup oleh serat lunak yang menyebar sampai kedalam daging buah.
Biji manggis merupakan biji apomik yang terbentuk dari sel-sel nuselus pada buah partenokarpi. Biji berwarna coklat dengan panjang 2 – 2,5 cm, lebar 1,5 – 2,0 cm dan tebalnya antara 0,7 – 1,2 cm. Biji diselimuti oleh aril yang berwarna putih, empuk dan mengandung sari buah dengan aril yang transfaran. Penampakan embrio tidak jelas mengenai lokasi plumula dan radikel, dari pemeriksaan menunjukkan kemungkinan adanya perluasan titik tumbuh di sepanjang biji. Berat biji bervariasi antara 0,1 – 2,2 gram dengan rata-rata 1,0 – 1,6 gram.
Sistem perakaran pada manggis mudah patah, lambat tumbuh, dan mudah terganggu karena tidak dijumpai akar rambut pada akar utama maupun akar lateral. Bukti ini memberikan indikasi yang kuat bahwa awal mulanya akar memiliki sifat yang sama dengan akar dari benih yang ditumbuhkan di dalam kultur air, tetapi kurang dapat berfungsi jika ditumbuhkan dalam medium pot yang padat.
Letak daun berhadapan, merupakan daun sederhana dengan tangkai daun pendek yang berhubungan dengan tunas, panjang tangkai daun 1,5 – 2 cm dengan helaian daun berbentuk bulat telur, bulat panjang atau elip dengan panjang 15 – 25 cm x lebar 7 – 13 cm mengkilap, tebal dan kaku, ujung daun meruncing (acuminate) dan licin (glabrous).
Daun-daun dapat bertahan sampai beberapa tahun dengan daun-daun baru pada hampir semua cabang yang dihasilkan dari trubus-trubus baru yang terjadi satu atau dua kali setahun. Daun-daun baru berwarna agak merah muda yang dapat berubah menjadi hijau cerah, tetapi perubahan warna ini hanya terjadi dalam periode yang singkat dan segera menjadi hijau gelap setelah daun-daun menjadi dewasa.
Bunganya bersifat uniseksual dioecious (berumah dua), akan tetapi hanya bunga betina yang dapat dijumpai, sedangkan bunga jantan tidak berkembang sempurna (rudimenter}, yaitu tumbuh kecil kemudian mengering dan tidak dapat berfungsi. Bunga betina terdapat pada pucuk ranting muda dengan diameter 5 – 6 cm, pedikelnya pendek, tebal dan panjang 1,8 – 2 cm terletak pada dasar bunga.
Bunga memiliki empat sepal dan empat petal dengan tangkai bunga pendek dan tebal berwarna merah kekuning-kuningan. Bunganya tidak tahan lama membuka pada sore hari dan petalnya segera jatuh setelah itu.
Buah manggis dihasilkan secara partenogenesis (tanpa penyerbukan). Buah partenokarpi biasanya berbentuk bundar, berdaging lunak saat hampir masak, pipih pada bagian dasarnya dimana bagian bawahnya terdapat petal yang tebal dan rongga-rongga stigma, sisa rongga stigma ini tetap tinggal pada ujung buahnya. Buah berbentuk bulat atau agak pipih dan relatif kecil dengan diameter 3,5-8 cm. Berat buah bervariasi 75 – 150 g tergantung pada umur pohon dan daerah geografisnya. Kulit buah mengandung getah kuning yang terasa pahit.
Jika buah muda dilukai maka getah kuning akan menetes keluar. Kulit buah tebalnya 0,8–1 cm berwarna keungu-unguan biasanya mengandung cairan kekuning-kuningan yang rasanya pahit dan kulit buahnya mengandung tanin dan senyawa berbentuk kristal yang disebut mangostin. Pada buah yang matang struktur kulit yang keras merupakan pelindung yang sangat baik bagi daging buah yang lembut dan dapat dimakan serta memudahkan pengepakan dan pengangkutan.
Buah manggis mengandung 2–3 biji yang berkembang sempurna. Segmen-segmen umumnya berukuran tidak sama dan biasanya 1 –2 segmen besar yang mengandung biji. Daging buah yang mudah dipisahkan dari kulit buah terdiri dari sari buah, agak asam, rasanya enak dan sedikit beraroma. Biji-biji besar berbentuk pipih berwarna ungu gelap atau cokelat tertutup oleh serat lunak yang menyebar sampai kedalam daging buah.
Biji manggis merupakan biji apomik yang terbentuk dari sel-sel nuselus pada buah partenokarpi. Biji berwarna coklat dengan panjang 2 – 2,5 cm, lebar 1,5 – 2,0 cm dan tebalnya antara 0,7 – 1,2 cm. Biji diselimuti oleh aril yang berwarna putih, empuk dan mengandung sari buah dengan aril yang transfaran. Penampakan embrio tidak jelas mengenai lokasi plumula dan radikel, dari pemeriksaan menunjukkan kemungkinan adanya perluasan titik tumbuh di sepanjang biji. Berat biji bervariasi antara 0,1 – 2,2 gram dengan rata-rata 1,0 – 1,6 gram.
Asal - usul Tanaman Manggis
Manggis (Garcinia mangostana L.) pada umumnya dikenal sebagai tanaman budidaya, walaupun kadang ada laporan mengenai spesies liarnya yang berada di Malaysia. Jenis ini mirip sekali dengan Garcinia hombroniana Pierre (Kepulauan Nikobar) dan dengan G. malaccensis T. Anderson, yang berasal dari Malaysia. Manggis diduga merupakan hasil silangan alotetraploid dari kedua jenis tersebut.
Asal-usul manggis diduga berasal dari Asia Tenggara, mungkin dari Indonesia (Pulau Kalimantan). Tanaman manggis menyebar ke timur sampai ke Papua Nugini dan Kepulauan Mindanau (Filipina), dan ke utara melalui Semenanjung Malaysia menyebar terus ke Thailand bagian selatan, Myanmar, Vietnam, dan Kamboja. Tanaman manggis telah dikenal oleh para peneliti dari Barat sejak awal tahun 1631. Tanaman ini dijumpai tumbuh liar pada kisaran jenis tanah dan lokasi yang cukup luas.
Penanaman pada skala yang lebih luas terjadi secara bersamaan dengan meluasnya permukiman pada awal penyebaran penduduk Asia Tenggara. Para pelancong, penjelajah, atau kolektor tanaman Eropa terdahulu seperti Mjobery (Swedia), Fairchild (Inggris), Laurent Garcin (Perancis), dan Popenoe (Amerika) telah mendiskripsikan tanaman manggis. Hanya dalam dua abad terakhir tanaman manggis tersebar ke negara-negara tropik lainnya, seperti Srilangka, India bagian selatan, Amerika Tengah, Brazil, dan Queesland (Australia). Penamaan ilmiah Garcinia mangostana kepada manggis diberikan sesuai dengan nama penjelajah dari Perancis yang bernama Laurent Garcin (1683–1751) dan telah dibudidayakan untuk waktu yang lama di berbagai tempat di daerah tropik basah.
Pada awalnya dikenal dengan nama Mangostana Garcinia Gaertner, termasuk ke dalam famili Guttiferae yang memiliki 35 genera dan lebih dari 800 spesies yang berasal dari daerah tropik. Di antaranya sembilan genera dengan spesies yang merupakan pohon buah-buahan. Lima genera dengan sekitar 50 spesies dari famili ini berasal di kawasan Asia Tenggara. Garcinia dianggap satu tipe genus dalam famili ini yang juga termasuk Mammea. Mammea merupakan genus dengan yang mempunyai nilai ekonomi penting yang dikenal dengan mammy apple atau mammy, M. Americana.
Menurut Cox (1976), genus Garcinia merupakan genus yang terbesar (lebih dari 400 spesies), 40 spesies dapat dimakan dan banyak dijumpai di Pulau Kalimantan.
Di Asia Tenggara, manggis dikenal dengan banyak nama, seperti manggis di Indonesia dan Malaysia, kadang dikenal nama setor, mesetor, atau sementah di Malaysia, manggustan atau manggis di Filipina, mongkhul di Kamboja, mangkhud di Laos, dodol atau mangkhut di Thailand, dan cay mang cut di Vietnam, mangustai di Tamil. Di Prancis disebut mangostanaier, mangouste, atau mangostier, di Spanyol disebut mangostan, di Jerman mangostane, di Belanda mangoestan atau manggis, sedangkan di Portugis dikenal dengan mangosta atau mangusta.
Asal-usul manggis diduga berasal dari Asia Tenggara, mungkin dari Indonesia (Pulau Kalimantan). Tanaman manggis menyebar ke timur sampai ke Papua Nugini dan Kepulauan Mindanau (Filipina), dan ke utara melalui Semenanjung Malaysia menyebar terus ke Thailand bagian selatan, Myanmar, Vietnam, dan Kamboja. Tanaman manggis telah dikenal oleh para peneliti dari Barat sejak awal tahun 1631. Tanaman ini dijumpai tumbuh liar pada kisaran jenis tanah dan lokasi yang cukup luas.
Penanaman pada skala yang lebih luas terjadi secara bersamaan dengan meluasnya permukiman pada awal penyebaran penduduk Asia Tenggara. Para pelancong, penjelajah, atau kolektor tanaman Eropa terdahulu seperti Mjobery (Swedia), Fairchild (Inggris), Laurent Garcin (Perancis), dan Popenoe (Amerika) telah mendiskripsikan tanaman manggis. Hanya dalam dua abad terakhir tanaman manggis tersebar ke negara-negara tropik lainnya, seperti Srilangka, India bagian selatan, Amerika Tengah, Brazil, dan Queesland (Australia). Penamaan ilmiah Garcinia mangostana kepada manggis diberikan sesuai dengan nama penjelajah dari Perancis yang bernama Laurent Garcin (1683–1751) dan telah dibudidayakan untuk waktu yang lama di berbagai tempat di daerah tropik basah.
Pada awalnya dikenal dengan nama Mangostana Garcinia Gaertner, termasuk ke dalam famili Guttiferae yang memiliki 35 genera dan lebih dari 800 spesies yang berasal dari daerah tropik. Di antaranya sembilan genera dengan spesies yang merupakan pohon buah-buahan. Lima genera dengan sekitar 50 spesies dari famili ini berasal di kawasan Asia Tenggara. Garcinia dianggap satu tipe genus dalam famili ini yang juga termasuk Mammea. Mammea merupakan genus dengan yang mempunyai nilai ekonomi penting yang dikenal dengan mammy apple atau mammy, M. Americana.
Menurut Cox (1976), genus Garcinia merupakan genus yang terbesar (lebih dari 400 spesies), 40 spesies dapat dimakan dan banyak dijumpai di Pulau Kalimantan.
Di Asia Tenggara, manggis dikenal dengan banyak nama, seperti manggis di Indonesia dan Malaysia, kadang dikenal nama setor, mesetor, atau sementah di Malaysia, manggustan atau manggis di Filipina, mongkhul di Kamboja, mangkhud di Laos, dodol atau mangkhut di Thailand, dan cay mang cut di Vietnam, mangustai di Tamil. Di Prancis disebut mangostanaier, mangouste, atau mangostier, di Spanyol disebut mangostan, di Jerman mangostane, di Belanda mangoestan atau manggis, sedangkan di Portugis dikenal dengan mangosta atau mangusta.
Langganan:
Postingan (Atom)